Allport mengemukakan bahwa dengan memakai sebagai model mesin, hewan, anak-anak, tidak didapatkan dasar yang cukup kuat untuk menyusun teori yang bermanfaat mengenai tingkah laku manusia. Tingkah laku manusia menimbulkan pesimis terhadap kemungkinan yang terdapat dalam metode dan teori psikologi untuk menerangi tingkah laku manusia itu. Sifat kompoleks yang ada pada manusia itu terlalu besar untuk dimengerti secara sempurna oleh metode dan konsepsi ahli psikologi.
2.Jelaskan perkembangan propurium sebagai dasar perkembangan kepribadian yang sehat
Proprium menunjukan kepada sesuatu yang dimiliki seseorang atau unik bagi seseorang. Itu berarti bahwa proprium (self) terdiri dari hal-hal atau proses yang penting dan bersifat pribadi bagi seorang individu.Perkembangan proprium,Proprium itu berkembang dari masa bayi sampai adolesensi melalui tujuh tingkat “diri”. Apabila semua segi perkembangan telah muncul sepenuhnya, maka segi-segi tersebut dipersatukan dalam satu konsep proprium.
Tujuh tingkat ‘diri’ yang dimaksiud oleh Allport meliputi:
1. Diri jasmaniah
Pada saat bayi dilahirkan, bayi tidak dapat membedakan antara diri (‘saya’) dan dunia sekitarnya. Kemudian berangsur-angsur dari hari ke hari, dengan makin bertambahnya kompleksnya belajar dan pengalaman-pengalaman perceptual, maka berkembanglah suatu perbedaan yang kabur antara sesuatu yang ada ‘dalam saya’ dan hal-hal lain ‘diluar saya’.
Ketika bayi menyentuh (kulit ibunya), melihat (selimut dan dot susunya), dan mendengar (suara ayahnya), maka perbedaan itu makin lebih jelas. Diri jasmaniah muncul kira-kira usia 15 bulan. Kesadaran akan ‘saya jasmaniah’ merupakan langkah pertama ke arah tercapainya seluruh diri. Allport menyebutnya “jangkar abadi untuk kesadaran diri kita”, meskipun masih jauh dari menjadi seluruh diri orang itu.
2. Identitas diri
Anak mulai sadar identitasnya yang berlangsung terus sebagai seorang yang terpisah. Anak mempelajari namanya, menyadari bahwa bayangan dalam cermin hari ini adalah bayangan dari orang yang sama seperti yang dilihatnya kemarin, dan percaya bahwa perasaan tentang ‘saya’ tetap bertahan dalam menghadapi pengalaman-pengalaman yang berubah-ubah.
Allport berpendapat segi yang sangat penting dalam identitas diri adalah nama orang. Nama itu menjadi lambang dari kehidupan seseorang yang mengenal dirinya dan membedakannya dari orang lain.
3. Harga diri
Hal ini menyangkut perasaan bangga dari anak sebagai suatu hasil dari belajar mengerjakan benda-benda atau usahanya sendiri. Pada tingkat ini anak ingin membuat benda-benda, menyelidiki dan memuaskan perasaan ingin tahunya tentang lingkungan, memanipulasi dan mengubah lingkungan itu.
Anak yang berusia 2 tahun bersifat ingin tahu dan agresif, dapat menjadi sangan destruktif karna dorongan untuk memanipulasi dan menyelidiki ini menampakkan kuasanya, dan anak kelihatan bertingkah laku negative, yaitu kelihatannya selalu menentang segala sesuatu yang dikehendaki orang tua untuk dilakukannya.
Allport percaya bahwa hal ini merupakan suatu tingkat perkembangan yang menentukan. Apabila orang tua menghalangi kebutuhan anak untuk menyelidiki, maka perasaan harga diri yang timbul dapat dirusakkan. Akibatnya akan timbul perasaan dihina dan marah.
4. Perluasan diri
Perluasan diri terjadi mulai sekitar usia 4 tahun. Anak sudah mulai menyadari orang-orang lain dan benda-benda dalam lingkungannya, mulai memahami fakta bahwa beberapa orang diantaranya adalah milik anak tersebut. Contonya: anak berbicara tentang ‘rumahku’ atau ‘sekolahku’. Anak mempelajari arti dan nilai dari milik seperti terungkap dalam kata ‘kepunyaanku’.
5. Gambaran diri
Hal ini menunjukkan bagaiman anak melihat dirinya dan pendapatnya tentang dirinya. Gambaran ini berkembang dari interaksi antara anak dengan orang tua. Lewat pengasuhan sehari-hari yang didalamnya ada pujian dan hukuman, anak belajar bahwa orang tuanya mengharapkannya supaya menampilkan tingkah laku tertentu dan menjauhi tingkahlaku-tingkahlaku lain.
Orang tua dapat menyebut anak itu ‘baik’ sebagai reaksi terhadap beberapa tingkah laku, dan ‘buruk’ sebagai reaksi terhadap beberapa tingkah laku lain. Dengan mempelajari harapan-harapan orang tua, anak mengembangkan dasar untuk suatu perasaan tanggung jawab moral serta untuk perumusan tentang tujuan-tujuan dan intense-intensi.
6. Diri sebagai pelaku rasioanal
Setelah anak mulai sekolah, diri sebagai pelaku rasioanal mulai timbul. Aturan-aturan dan harapan-harapan baru dipelajari dari guru-guru, teman-teman sekolah, atau teman sebaya di tempat tinggal.
Pada saat ini hal yang lebih penting ialah diberikannya aktivitas-aktivitas dan tantangan-tantangan intelektual. Oleh karenanya, anak-anak pada usia ini mulai mengikuti organisasi sekolah, seperti; OSIS (organisasi siswa intra sekolah), kelompok diskusi, kelompok belajar, kelompok pengembangan minat dan hobi. Di sini anak belajar bahwa dia dapat memecahkan masalah-masalah dengan mengunakan proses-proses yang logis dan rasional.
7. Perjuangan proprium
Allport percaya bahwa masa adolesensi merupakan suatu masa yang sangat menentukan. Orang sibuk dalam mencari identitas diri, sangat berbeda dengan identitas diri pada usia 2 tahun. Pertanyaan “siapa saya?”, kemudian “ke mana saya akan melangkah?”, hingga “saya akan sekolah terus atau saya akan bekerja?” adalah pertanyaan-pertanyaan yang penting. Karena didorong dan ditarik ke arah-arah berbeda oleh orang tua dan teman-teman sebaya, maka anak remaja itu mengadakan percobaan dengan peranan-peranan (termasuk menggunakan kedok untuk menutupi keasliannya), menguji gambaran diri, serta berusaha menemukan suatu kepribadian orang dewasa.
Segi yang sangat penting dari pencarian identitas adalah menetapkan definisi suatu tujuan hidup. Pentingnya pencarian ini adalah bagaimana seorang untuk pertama kalinya dia memperhatikan masa depan, menetapkan tujuan-tujuan hidup, dan melambungkan impian-impian jangka panjang. Bersamaan dengan ini ialah munculnya perkembangan daya dorong ke depan. Intensi-intensi, aspirasi-aspirasi, dan harapan-harapan orang itu mendorong kepribadian yang matang. Dalam pandangan Allport “Sasaran-sasaran yang menentukan” sangat penting membentuk kepribadian sehat.
3.Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri kepribadian yang matang menurut allportDalam diri individu yang matang kita menemukan seorang pribadi yang tingkah lakunya ditentukan oleh sekumpulan sifat yang terorganisasi dan harmonis. Penentu utama tingkah laku dewasa yang masak adalah seperangkat sifat yang terorganisir dan seimbang yang mengawali dan membimbing tingkah laku sesuai dengan psinsip otonomi fungsional.
4.Jelaskan perkembangan kepribadian self menurut rogers
Self merupakan konstruk utama dalam teori kepribadian rogers, yang dewasa ini dikenal dengan ”Self concept “. Rogers mengartikan sebagai persepsi tentang karakteristik “I” atau “Me” dan persepsi tentang hubungan “I” atau “Me” dengan orang lain atau berbagai aspek kehidupan, termasuk nilai-nilai yang terkait dengan persepsi tersebut. Diartikan juga sebagai keyakina tentang kenyataan, keunikan, dan kualitas tingkah laku diri sendiri. Konsep diri merupakan gambaran mental tentang diri seseorang, seperti : “Saya cantik”, “Saya seorang pekerja yang jujur”, dan “Saya seorang pelajar yang rajin”.
Hubungan antara “Self concept” dengan organisme terjadi dalam 2 kemungkinan, yaitu “congruence” atau “incongruence”. Kedua kemungkinan hubungan ini menentukan perkembangan kematangan, penyesuaian, dan kesehatan mental seseorang.
Apabila antara “Self concept” dengan organisme terjadi kecocokan maka hubungan itu disebut kongruen, tetapi apabila terjadi diskrepansi (ketidakcocokan) maka hubungan itu disebut inkongruen. Contoh yang inkongruen : Anda mungkin meyakini bahwa secara akademik anda seorang yang cerdas , namun ternyata nilai-nilai yang anda peroleh sebaliknya (organisme atau pengalaman nyata).
5.Peranan positif Regard dalam kepribadian individu menurut rogers
Positive Regards menentukan cara-cara khusus bagaimana diri itu berkembang dan apakah dia tidak menjadi sehat atau tidak tergantung pada cinta yang diterima anak itu dalam masa kecil. Pada waktu diri itu mulai berkembang, anak itu juga belajar membutuhkan cinta.
6.Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri orang yang berfungsi sepenuhnya
- Keterbukaan Pada Pengalaman. Orang yang demikian berarti fleksibel, tidak hanya mau menerima pengalaman-pengalaman yang diberikan oleh kehidupan, tetapi juga dapat menggunakannya dalam membuka kesempatan-kesempatan persepsi dan ungkapan-ungkapan.
- Kehidupan Eksistensial. Setiap pengalaman dirasakan segar dan baru, seperti sebelumnya belum pernah ada dalam cara. Maka dari itu, ada kegembiraan karena setiap pengalaman tersingkap.
- Kepercyaan Terhadap Organisme Orang Sendiri. Bertingkah laku menurut apa yang dirasa benar, merupakan pedoman yang sangat dapat diandalkan dalam memutuskan suatu tindakan.
- Perasaan Bebas. Orang yang berfungsi sepenuhnya memilki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya sendiri, tidak diatur oleh tingkah laku, keadaan dan peristiwa-peristiwa masa lalu.
- Kreativitas. Orang yang berfungsi sepenuhnya memiliki kreativtias dan spontanitas untuk menanggulangi perubahan-perubahan traumatis sekalipun.