Sabtu, 16 Maret 2013
tugas psikoterapi
A. Pengertian Psikoterapi
Psikoterapi adalah pengobatan secara psikologis untuk masalah yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan perilaku. Psikoterapi (Psychotherapy) berasal dari dua kata, yaitu "Psyche" yang artinya jiwa, pikiran atau mental dan "Therapy" yang artinya penyembuhan, pengobatan atau perawatan. Oleh karena itu, psikoterapi disebut juga dengan istilah terapi kejiwaan, terapi mental, atau terapi pikiran
Psikoterapi adalah proses yang digunakan profesional dibidang kesehatan mental untuk membantu mengenali, mendefinisikan, dan mengatasi kesulitan interpersonal dan psikologis yang dihadapi individu dan meningkatkan penyesuaian diri mereka (Proschaska & Norcross, 2007)
Psikoterapi adalah perawatan dan penyembuhan gangguan jiwa dengan cara psikologis. Istilah tersebut mencakup berbagai teknik yang kesemuanya dimaksudkan membantu individu yang emosinya terganggu untuk mengubah perilaku dan perasaannya, sehingga mereka dapat mengembangkan cara yang bermanfaat dalam menghadapi orang lain.
Beberapa pakar psikoterapi beranggapan bahwa perubahan perilaku tergantung pada pemahaman individu atas motif dan konflik yang tidak disadari; pakar lain merasa bahwa individu dapat belajar mengatasi masalahnya tanpa harus menjajaki faktor yang menjadi penyebab masalah mereka. Walaupun terdapat berbagai perbedaan teknik, kebanyakan metode psikoterapi memiliki ciri dasar yang serupa. Teknik tersebut meliputi komunikasi antara dua individu – klien (penderita) dan pakar terapi. Klien didorong untuk mengungkapkan rasa takut, emosi, dan pengalamannya secara bebas tanpa merasa takut dinilai atau dicemoohkan oleh pakar terapi. Sebaliknya pakar terapi tersebut menunjukkan simpati dan perhatian, serta mencoba membantu klien mengembangkan cara yang lebih efektif untuk menangani masalah.
B. Tujuan Psikoterapi
Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikodinamik menurut Ivey (dalam Gunarsa, 2004) adalah : membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari konflik-konflik yang lama.
Sedangkan tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikoanalisis menurut Corey (dalam Gunarsa, 2004) dirumuskan sebagai : membantu klien menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat melalui pemahaman intelektual.
Selain itu terdapat tujuan psikoterapi dengan pendekatan terpusat yang dikemukakan oleh Corey (dalam Gunarsa, 2004) antara lain : untuk memberikan suasana aman, bebas, agar klien mengeksplorasi diri dengan baik, sehingga ia bisa mengenali hal-hal yang bisa mencegah pertumbuhannya.
Ada pula tujuan psikoterapi dengan pendekatan behavioristik yang dikemukakan oleh Ivey (dalam Gunarsa, 2004) sebagai berikut : untuk menghilangkan kesalahan dalam belajar dan berperilaku untuk mengganti pola-pola perilaku yang lebih bisa menyesuaikan.
C. Unsur-Unsur Psikoterapi
Ada tiga unsur utama psikoterapi, yaitu:
1. Dari segi proses : Berupa interaksi antara dua pihak, formal, profesional, legal dan
menganut kode etik psikoterapi.
2. Dari segi tujuan : Untuk mengubah kondisi psikologis seseorang, mengatasi masalah psikologis atau meningkatkan potensi psikologis yang sudah ada.
3. Dari segi tindakan : Seorang psikoterapis melakukan tindakan terapi berdasarkan ilmu
psikologi modern yang sudah teruji efektivitasnya.
D. Perbedaan Psikoterapi dan Konseling
Ada 3 perbedaan menurut Gay.S.Belkin :
- Konseling dan psikoterapi dapat di pandang berbeda lingkup pengertian antara keduanya. Istilah “psikoterapi” mengandung arti ganda. Pada satu segi menunjuk pada sesuatu yang jelas yaitu satu bentuk terapi psikologis.
- Konseling lebih fokus pada konseren, ikhwal, masalah, pengembangan-pendidikan-pencegahan, sedangkan psikoterapi fokus pada konseren atau masalah penyembuhan-penyesuaian-pengobatan.
- Konseling dijalankan atas dasar (atau dijiwai oleh) falsafah atau pandangan terhadap manusia sedangkan psikoterapi dijalankan berdasarkan ilmu atau teori kepribadian dan psikopatologi.
Sedangkan dalam buku Psikologi Konseling, tahun 2003 dikatakan perbedaan seperti berikut:
- Konseling umumnya berkenaan dengan orang-orang yang tergolong normal, sedangkan psikoterapi orang yang mengalami gangguan psikis.
- Konseling bersifat edukatif, suportif, berorientasi kesadaran, dan jangka pendek. Sedangkan psikoterapi bersifat rekonstruktif, konfrontif, berorientasi ketidaksadaran jangka panjang.
- Konseling lebih terstruktur dan terarah kepada tujuan-tujuan yang lebih terbatas dan konkret. Sedangkan, psikoterapi lebih luas dan mengarah pada tujuan yang lebih jauh.
E. Pendekatan Psikoterapi Terhadap Mental Illness
1. Pendekatan Psikoanalisa : Banyak menekankan factor ketidaksadaran dan berlandasakan pada pengaruh aspek biologis manusia.
2. Pendekatan Behavioristik : Menekankan proses berpikir rasional dalam terapi. Pendekatan ini memandang manusia dari sudut perilaku yang tampak, yang bisa diobservasi dan dikuantifikasi
3. Pendekatan Humanistik : Sangat mementingkan nilai-nilai kemanusiaan pada diri seseorang.
4. Gestalt : Sebagian besar merupakan terapi eksperimental yang menekankan kesadaran dan integrasi yang muncul sebagai reaksi melawan terapi analitik serta mengintegrasikan fungsi jiwa dan badan.
F. BENTUK UTAMA TERAPI
Sebagaimana dikemukakan Atkinson (dalam Maulany, 1994) terdapat enam teknik atau bentuk utama psikoterapi yang digunakan oleh para psikiater atau psikolog, antara lain:
1. Teknik Terapi Psikoanalisa
Teknik ini menekankan fungsi pemecahan masalah dari ego yang berlawanan dengan impuls seksual dan agresif dari id. Model ini banyak dikembangkan dalam Psiko-analisis Freud. Menurutnya, paling tidak terdapat lima macam teknik penyembuhan penyakit mental, yaitu dengan mempelajari otobiografi, hipnotis, chatarsis, asosiasi bebas, dan analisa mimpi. Teknik freud ini selanjutnya disempurnakan oleh Jung dengan teknik terapi Psikodinamik.
2. Teknik Terapi Perilaku
Teknik ini menggunakan prinsip belajar untuk memodifikasi perilaku individu, antara lain desensitisasi, sistematik, flooding, penguatan sistematis, pemodelan, pengulangan perilaku yang pantas dan regulasi diri perilaku.
3. Teknik Terapi Kognitif Perilaku
Terapis membantu individu mengganti interpretasi yang irasional terhadap suatu peristiwa dengan interpretasi yang lebih realistik.
4. Teknik Terapi Humanistik
Teknik dengan pendekatan fenomenologi kepribadian yang membantu individu menyadari diri sesunguhnya dan memecahkan masalah mereka dengan intervensi terapis yang minimal (client-centered-therapy). Gangguan psikologis diduga timbul jika proses pertumbuhan potensi dan aktualisasi diri terhalang oleh situasi atau orang lain.
5. Teknik Terapi Eklektik atau Integratif
Yaitu memilih teknik terapi yang paling tepat untuk klien tertentu. Terapis mengkhususkan diri dalam masalah spesifik, seperti alkoholisme, disfungsi seksual, dan depresi.
6. Teknik Terapi Kelompok dan Keluarga
Terapi kelompok adalah teknik yang memberikan kesempatan bagi individu untuk menggali sikap dan perilakunya dalam interaksi dengan orang lain yang memiliki masalah serupa. Sedang terapi keluarga adalah bentuk terapi khusus yang membantu pasangan suami-istri, atau hubungan arang tua-anak, untuk mempelajari cara yang lebih efektif, untuk berhubungan satu sama lain dan untuk menangani berbagai masalahnya.
Referensi :
Gunarsa, S.D,dkk. (2007). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia
Mujib, A. (2002). Nuansa-nuansa Psikologi Islam. Jakarta: Grafindo Persada.
Elvira SD. Kumpulan Makalah Psikoterapi, Balai Penerbit FKUI, 2005: 5,7, 9.
Langganan:
Postingan (Atom)