I.
Melakukan perubahan pribadi melalui
tahapan :
- Bagaimana cara meningkatkan control diri?
Perkembangan self control pada
dasarnya sejalan dengan bertambahnya usia seseorang. Semakin dewasa diharapkan
mempunyai self control yang lebih baik dibanding saat remaja dan anak-anak.
Namun demikian beberapa kasus menunjukkan hal yang sebaliknya, dimana beberapa
permasalahan tersebut juga dilakukan oleh orang yang sudah dewasa. Mahasiswa
yang telah beranjak dewasa (bertambahnya usia dan ilmu) tentunya diharapkan
oleh masyarakat mempunyai self control yang lebih tinggi dibanding anak-anak
SMA. Tentunya akan aneh jika bertambahnya usia tidak diimbangi dengan kemampuan
mengendalikan diri, bahkan berbuat sesuka hati dengan membiarkan perilaku yang
lebih mementingkan egosime tanpa menghiraukan konsekuensi yang akan diperoleh.
Dalam pandangan Zakiyah Darajat bahwa orang yang sehat mentalnya akan dapat
menunda buat sementara pemuasan kebutuhannya itu atau ia dapat mengendalikan
diri dari keinginan-keinginan yang bisa menyebabkan hal-hal yang merugikan. Dalam
pengertian yang umum pengendalian diri lebih menekankan pada pilihan tindakan
yang akan memberikan manfaat dan keuntungan yang lebih luas, tidak melakukan
perbuatan yang akan merugikan dirinya di masa kini maupun masa yang akan datang
dengan cara menunda kepuasan sesaat.
- Bagaimana cara menetapkan suatu tujuan?
Betapapun keadaan anda saat ini
tidak menjadi masalah, yang penting adalah kemana tujuan anda. Menetapkan
tujuan adalah langkah pertama yang menggerakkan anda dari posisi anda sekarang
ke posisi yang sebenarnya anda inginkan. Kesuksesan dan pencapaian bukanlah
suatu kebetulan; semua itu adalah hasil dari keinginan dan tujuan yang disertai
tindakan untuk memenuhinya. Menetapkan tujuan meliputi memutuskan target-
target yang harus dicapai dalam area- area hidup, memastikan anda tahu apa yang
anda mau lakukan dan miliki, dan mengambil langkah konkret mengarahkan sumber
daya anda kesana.
Kalau anda tidak menetapkan tujuan anda, orang lain yang akan menetapkan buat anda. Kalau anda tidak menetapkan tujuan finansial, iklan dan pemasaran lah yang memutuskan bagaimana anda membelanjakan uang anda. Kalau anda tidak menetapkan tujuan karir, boss anda lah yang menentukan berapa jam anda bekerja, dan posisi anda sepuluh tahun dari sekarang. Kalau anda tidak menetapkan tujuan kontribusi, penggalang dana lah yang memutuskan untuk apa dan siapa donasi anda akan disalurkan.
Dalam suatu studi melibatkan 1,500 anak berbakat, Dr. Lewis Terman dari Stanford University mencari tahu hubungan antara kepintaran dan pencapaian dalam hidup. Hasil penemuannya luar biasa: IQ bukan bahan utama untuk sukses, melainkan tiga faktor yaitu kepercayaan diri, ketekunan, dan kecenderungan menetapkan tujuan.
Tetapkan tujuan dan rancanglah hidup untuk meraih mimpi anda. Maksimalkan waktu, uang, dan tenaga menghidupi impian anda. Bukan mencoba menyelipkan mimpi anda ke dalam kesibukan dan kekacauan hidup. Kita semua cuma hidup sekali. Mulailah hidup sebaik- baiknya, jadilah apapun sebisa anda dan jangan menunda lagi.
Dalam bukunya, Stephen R Covey mengatakan bahwa kebiasaan pertama dari orang yang efektif adalah proaktif. Ini berarti mereka bertanggung jawab atas hasil yang mereka peroleh dan melihat dirinya sebagai penentu dari nasib sendiri. Kebiasaan kedua adalah mereka memulai dengan tujuan akhir dalam pikiran, yang berarti mereka memutuskan apa yang ingin mereka capai. Mereka tahu bahwa mereka memiliki pilihan, bagaimanapun keadaannya. Mindset nya adalah “Saya bertanggung jawab atas diri saya, dan saya mempunyai pilihan.”
Komponen utama hidup yang memuaskan adalah visi-tahu apa yang anda inginkan-, perencanaan, dan pelaksanaan; layaknya tempat tujuan, peta, dan kendaraan. Target anda adalah tempat tujuan anda.
Bermimpilah sebesar- besarnya, visualisasikan pencapaian anda, dan bayangkan anda mencapai tujuan- tujuan tesebut. Lihatlah hari- hari yang akan anda jalani, perasaan anda, dan kepuasan anda. Segera tuliskan mimpi- mimpi tersebut. Anda bisa mengambil secangkir kopi dan memutar lagu favorit sembari kembali ke masa kanak- kanak memikirkan masa depan anda. Tuliskan sebanyak- banyaknya, karena anda akan menyeleksinya.
- Bagaimana menyusun konsekuensi yang efektif?
1. Jangan membuat garis
terlalu tipis. Garis harus tampak dilihat dari jauh dalam ukuran ruangan
2. Buatlah selalu garis
dengan konsisten.bolehlah menggunakan 2 garis yang berbeda tapi sebaiknya tidak
lebih
3. Gunakan hanya satu
macam tanda panah karena audience yang dibelakang tidak bisa membedakan
4.
Gunakan satu macam garis putus
5. Menggunakan shape lebih
bagus daripada garis karena shape tampak lebih menarik untuk design yang simple
- Bagaimana menerapkan rencana intervensi?
rencana intervensi yang dibuat praktikan untuk menangani
masalah klien “MG” adalah sebagai berikut:
1. Social Case Work Method Metode
Bimbingan Sosial Individu menekankan pada pertolongan secara khusus terhadap
individu yang mengalami masalah tersebut.
2. Social Group Work Method Metode
Bimbingan Sosial Kelompok menekankan bahwa pertolongan dapat dilakukan dengan
melakukan modifikasi peran kelompok untuk dapat saling membantu menghadapi
masalahnya.
3. Motivation Training
Training motivasi akan dibawakan oleh trainer profesional dengan materi seputar
merancang masa depan.
4. Pengembalian klien kepada
PSMP/RPSA Kementerian Sosial RI Berdasarkan asesmen yang telah dilakukan, dapat
diketahui bahwa meskipun klien “MG” saat ini berstatus Anak Negara (AN) yang
nota bene akan dididik di LAPAS sampai usia 18 tahun. Namun ada celah kebijakan
yang dapat dilakukan yakni pasca 2 kali 6 bulan menjalani masa tahanan, klien
“MG” dapat diajukan untuk pembebasan bersyarat.
- Apa saja yang dilakukan dalam tahap evaluasi?
Dalam
mengadakan sebuah proses evaluasi, terdapat beberapa hal yang akan dibahas
yaitu apa yang menjadi bahan evaluasi, bagaimana proses evaluasi, kapan evaluasi
diadakan, mengapa perlu
diadakan evaluasi, dimana proses evaluasi diadakan, dan pihak yang mengadakan evaluasi. Hal yang
perlu dilakukan evaluasi tersebut adalah narasumber yang ada, efektifitas
penyebaran pesan,
pemilihan media yang tepat dan pengambilan keputusan
anggaran dalam mengadakan sejumlah promosi dan periklanan Evaluasi tersebut perlu diadakan
dengan tujuan untuk menghindari kesalahan perhitungan pembiayaan, memilih strategi terbaik
dari berbagai alternatif strategis yang ada, meningkatkan efisiensi iklan
secara general, dan melihat apakah tujuan sudah tercapai. Di sisi lain, perusahaan kadang-kadang
enggan untuk mengadakan evaluasi karena biayanya yang mahal, terdapat masalah dengan
penelitian, ketidaksetujuan akan apa yang hendak dievaluasi, merasa telah
mencapai tujuan, dan banyak membuang waktu.
Secara garis besar, proses evaluasi terbagi menjadi diawal Evaluasi dapat
dilakukan di dalam atau diluar ruangan .Evaluasi yang diadakan di dalam ruangan
pada umumnya menggunakan metode penelitian laboratorium dan sampel akan dijadikan sebagai kelompok
percobaan. Kelemahannya, realisme dari metode ini kurang dapat
diterapkan.Sementara, evaluasi yang diadakan di luar ruangan akan menggunakan
metode penelitian lapangan dimana kelompok percobaan tetap
dibiarkan menikmati kebebasan dari
lingkungan sekitar. Realisme dari
metode ini lebih dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.Untuk
mencapai evaluasi tersebut dengan baik, diperlukan sejumlah tahapan yang harus
dilalui yakni menentukan permasalahan secara jelas,mengembangkan pendekatan permasalahan,memformulasikan desain penelitian, melakukan penelitian
lapangan untuk mengumpulkan data,menganalisis
data yang diperoleh, dan kemampuan menyampaikan hasil penelitian.
Sumber
:
Ashar Suyoto
Munandar, Psikologi Industri dan Organisasi,Jakarta 2008
Khavari, Khalil
A., The Art of Happiness, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2006
Davis, K. & Newstrom, J.W., (2000).
Perilaku dalam organisasi. Jakarta: Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar